Thursday, June 16, 2011

Ya, Allah, bahwasanya kini aku ada di bawah bentangan langit malam. Malam yang hitam menghunjam. Seakan memberi bai’at yang kelam atas dosa-dosa bintang berjatuhan. Di lemparkan selayaknya panah ke setan-setan yang menerbangkan awan. Lalu turunan raudah perlahan melesat mengangkasa, melambai pada berat beban massa atas hujan yang patuh pada titahMu Yang Maha Kuasa.
Aku tentu tak ingin jadi para munafik yang dihujat Al-Qur’an dalam permulaan Al Munafiquun yang ke-empat. Tentulah aku tak ingin disebut penyair yang dinisbat jahannam dalam bait-bait cinta Al-Qur’an. Aku pun tak ingin jadi mereka yang sombong di atas fatwa buatan belaka. Aku tentu tak ingin termasuk yang tercerita sebagai kaum fasiq yang mencari celah pembenaran atas diri sendiri.
Ya, Allah, biarkan aku berdoa layaknya ‘Isa pada selipan penutup Al-Maidah yang kaffah. Ya, Allah perkenankan aku memujiMu saja atas segala peluh kerja dan fana dunia. Ya, Allah biarkan aku melangkah layaknya Musa ke Tsur. Ya, Allah maka adakah Khidir yang dapat kupinta untuk menemani dan mengajariku kebijaksanaan ilmu? Ya Allah perkenankanlah, Ya, Allah mudahkanlah.
Ya, Allah biarlah aku jadi semut yang berbincang dengan Sulaiman seraya diberkati kisah atasnya. Atau jadi lalat jantan yang mengundang tawa atas jawabannya di singasana Sulaiman alaihis salam. Ya, Allah bukankah lebih beruntung bila aku menemui seorang mulia yang tertetapkan di lampau yang sementara? Ya, Allah.
Ya, Allah bahkan biarlah aku jadi shahabiyah yang buta namun dapat melihat senyum rasulMu yang ku rindukan. Shahabiyah yang jika kau perkenankan ada dimana wajah penuh karamah berkelebat dalam setiap pertemuan. Pertemuan yang membangkitkan. Ya, Allah betapa sulitnya kubendung cinta dan puisiku atas relungan kata-kata di benakku atasMu. Ya, Allah, maka patutkah?
Aku tentu ingin jadi mereka yang menjawab Ar-Rahman dengan khusyuk. Atau mereka yang bergetar saat Al-Waqiaah dibacakan. Atau mereka memimpikan indah surga saat dilematika perputaran zaman dihentikan, Al Insan yang menelusup dalam metamorfa bahasa Jannan.
Aku tentu ingin jadi fikri yang segera dapatkan pemahaman atas nisbat ummi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam. Bukan mereka yang menjadikannya bahan cercaan di luar pengajaran. Ya, Allah tentulah aku ingin jadi jiwa yang dengan segera menyambut perintah atas shalat di malam hari. Bukan mereka yang menjadikannya alasan di luar kecintaan. Ya, Allah tentulah aku ingin jadi jasad yang bercahaya di tengah luasan ilalang di bawah naunganMu. Bukan mereka yang berdebur dalam lautan padang mahsyar dan gigitan ular dalam kuburan. Ya, Allah, maka patutkah?
Ya Allah tentulah aku ingin lari dari kekaguman makhluk jika bukan karena ikatan rahiim dan rahmatMu yang menguatkan.Ya, Allah pertemukanlah aku dengan wajahMu dalam subuh yang berdesah lembut. Pada sujud paling indah terakhirku. Ya, Allah, cukuplah itu saja inginku. Aamiin, InsyaAllah.

No comments:

Post a Comment