Wednesday, June 15, 2011

Kajian Nouksi Kropski edisi perdana (par1)

Secara umum nouksikropski bercerita tentang dialog konyol antara seseorang dengan abstraksi pengetahuannya.
sebenarnya kaulah yang kaunamakan tahu par3

Paragraf satu, sebagai pembuka, dimaksudkan untuk membuka nuansa 'sendiri' atau yang menurut Freud, sisi 'ego'.
Kusematkan alur empati atas diriku sendiri
Berikutnya disusul keterbatasan kesendiriannya akibat mafhumnya sunnah yang mendesaknya tanpa henti. Maka ana mengambil istilah 'bilik' untuk menunjukkan suatu ruang dengan dinding (pertahanan) yang minim. Serta sungai peradaban yang artinya kompleksitas yang selalu mengalir dengan atau tanpa di dalam atau luar bilik tersebut.
Di bilik sungai-sungai peradaban

.. dan lintas kata, kata-kata mereka
kata "dan" sebagai penghubung kalimat majemuk setara, menunjukkan korelasi erat sebuah 'kata' dengan statement 'bilik' yang sebelumnya tadi. Ana hanya ingin mengurai satu benang khusus dalam sisian peradaban yang mengalir itu, yakni 'lintas' kata yang tak lain adalah 'kata-kata' mereka. Mewakili suatu bentuk persepsi 'mereka', orang di luar bilik, di luar pencerita dan pelaku dialog atau pemikirannya yang dengan kata lain, lintasan, atau alur kilat yang tak mudah dipahaminya.

Intinya terkadang sebuah 'ego' akan begitu menusuk ketika tahu bahwa ia tak sendiri atau tidak se-'ego' yang diinginkannya. Sesuatu akan terlihat unggulnya ketika diperbandingkan. Atau asas hadist di lain redaksi al mar'u ma ' man ahabba. Seseorang akan bersama dengan yang dicintainya. Yang dalam hal ini, setidak egonya seseorang pun akan tetap ada dalam biliknya masing-masing. Sehingga kecintaanya terhadap "tahu' itupun akan mengiringnya walaupun terkadang ia ingin sendiri juga. Kalau beberapa waktu lalu ana mengeluarkan istilah politik integral mungkin yang ini namanya sunnah integral. Pemikiran tidak akan begitu berarti atau kuat mengikat ketika ia membawa pada suatu kemafhuman. Lagi-lagi, inspirasinya adalah tentang materi yang sudah amat basi (ana kira) yakni fitrah.

A? masi geje ya? ahhaha ya pokoknya gitu lah maksud ana. Terkadang ana butuh abstraksi untuk merampungkan semua pemikiran yang ada dan bercokol. Tahu? Sering banget, rasanya sakit, nggak tertahankan, sumpah. hHhahha

Eh, kayaknya seru juga tuh, sunnah integral. wkwkakaka... yang pasti sesuatu di anggap integral ketika kita belum tahu. Sirriy diatas sirriy.. hahha jadi inget musyrifah ana.

Nanti kalau lagi nggak malesan lagi, ana lanjutkan ke paragraf 2. Tapi nggak janji juga sih, hehe :)

No comments:

Post a Comment