Tuesday, August 9, 2011

Mommy!

Kau lebih beruntung dariku. Sebab kau bisa banyak berkata-kata unuk menyenangkan hatimu, walaupun di embun jendela kamarmu seperti yang waktu itu. Saat aku hampir saja mengganggumu, anakku.

Kau tentu lebih bahagia dariku. Sebab dengan semua kegilaanmu itu, paling aku cuma bisa tersenyum satu-satu senti saja. Tak pernah terlalu memarahimu juga.

Agar kau lebih beruntung dariku. Saat pelita tak ada harapan terbang lagi, pancarannya masih ada untuk melayang di awan-awan, katamu. Ah, kau begitu patut dirindukan.

Agar kau lebih bahagia dariku. Kata-kataku bukanlah kata halus seperti yang kau lakukan sore itu. Tanpa bicara. Ya, kupu-kupu madu, kupu sayapku. Kacamata, mata-mata hatiku. Sejauhnya sore hari, melangkah tak sengaja menemaniku sendiri. Katamu. Katamu di buku harianku.

Aku tak seberuntung itu. Pula tak sebahagia kau. Maka bukan lagi tentang aku ingin beruntung atau bahagia sepertimu. Sebab aku bukan. Aku cuma seorang ibu saja.

Aku cuma seorang ibu saja. Ya, seperti itu, seperti mau-mu.

No comments:

Post a Comment