Thursday, February 17, 2011

Itinerary

Oleh: Alfajriwasntd13

Saya akan coba jadi lebih baik. Sesuai tanggapan orang lain. Sesuai nasehat mereka; orang-orang yang telah banyak saya dzalimi.

Entah, saya memang terlalu banyak berkata-kata. Rasanya asin, terlalu banyak garamnya. Huss... hentikan analogi asing, katanya itu mengaburkan makna jalan persepsi. Hmm... jangan gunakan bahasa tinggi, nanti mereka jadi tak mengerti. Nah, anda kini jadi cicitcuit keyboard malam hari, barengan sama jangkrik dan kecoa yang masih tahan kapur barus. Iss... apa-apaan sih! Baca bukunya, kan kamu "cerdas".

Catatan kecil saja, semoga suatu saat nanti saya bisa menertawakannya. Sebagai tanda, bahwa masa ini telah lewat dan saya bisa jadi lebih bebas. Ah, tidak, lebih baik rumah. RUMAH! tanpa bebas. Goa kalau perlu.

Ini tak pernah jadi hal lucu. Entah, saya harap suatu hari nanti bisa jadi lucu juga. Sebab lucu artinya tertawa. Dan alur logikanya, tertawa itu menggerakkan otot kerangka. Loh, maksudnya apa? Hubungannya sama ana? Anti ini ada ada saja. --"

Oke, saya coba jadi anak baik. Nasehati saya saja. Kalau perlu dengan hinaan sekalian. Jika itu yang tebaik. Jika itu yang mempertahankan pertalian kita. Sebab itu lebih baik. Tentang ukhuwah kita, bukan tentang saya.

Saya coba mengerti, bahwa di luar diri saya, anda tak mengerti. Eits! maaf, maksud saya, antum, akh. Maaf, afwan, maksud saya afwan. (:D). Itu pun kalau anda - eits! sekali lagi, rem ukh! - afwan, antum mengizinkan.

Saya akan berusaha, tenang saja. Bareng kecoa dan jangkrik malam hari. Yang warnanya hijau dan coklat. Kalau mereka mati, tak ada suaraan lagi. Rasanyaaaa argh! cuma bikin kotor saja!

Nah, kan, apa sih maksud anti?

Semua memang telah di atur manhaj. Dan saya akan berusaha. Hmm.. tapi saya berbuat dosa lagi. Kata tidak, iya, nggak, oke, oyeyee, aduh sama saja. Anti ini kan tahu bahasa arabnya. Yaa... saya tidak tahu sih bahwa berkata-kata dicampur demikian rasanya asik.

Whats?! Ini lagi. Overmacht atau over. OVER! tataran orang berbeda, dan saya memang harus terus berusaha.

Gila. Stop! Jangan gunakan kata "gila". Aduuuh bagaimana kalau diganti "majnun". Heleeh =.=" samasaja! Laila lebih baik. Tuh,kan! Jangan gunakan analogi asing lagi. Asin!

Oke, saya coba jadi anak baik. Nasehati saya saja. Kalau perlu dengan hinaan sekalian. Ya, sebab sekarang saya tahu, bahwa nada saya selalu terdengar menghina. Jika itu yang tebaik. Jika itu yang mempertahankan pertalian kita. Sebab itu lebih baik. Tentang ukhuwah kita, bukan tentang saya. Samasekali bukan tentang saya.

Tutup mata-lah. Saya baik-baik saja. Ini tentang waktu dan pendewasaan.

2 comments:

  1. hihihiii jd malu. ini tuh curhat gitudah kak, sebenernya, gabungan dari bbrp frase yg digunakan org2 yg sy dengarkan kata2nya.. hehehhehee
    ada frase kak wahyu, mb deni, kak awal, kak bahrul... nah itu yang di UB dan ada dr bbrp senior2 lainnya,, syukran kak,
    eeh, itu kan ya, maksud kk?

    ReplyDelete