Monday, February 14, 2011

13 01 2011... Thirteen is my favorite teen but not while January in

Aku mulai berani berkata "aku". Sebuah titian dalam rujukan khas diriku. Sebuah langkah-langkah biru yang melukis pelangi unitas hati yang masif membatu. Dan ia, "aku" jadi seseorang yang lain yang tak merangkum kata-kataku.

Ringannya udara tak akan pernah kau pertimbangkan dari sangkar yang kau bawa. Halusnya luka baru saja akan perih ketika kau tertidur dan berdarah. Kau memang benar manusianya, yang membawa sangkar dirinya tanpa memperhitungkan udara. Atau kau memang benar makhluk bernyawa, yang menyeret alir merahnya di balik kulit.

Baik udara dan luka, yang di sekeliling dan mengenaimu. Baik kau manusia atau sekedar makhluk bernyawa lainnya. Rabb mu selalu tahu hitungan massa benda. Dan malaikat bercahaya membawa kromatograf nanah dosamu, dicelupkan di lautan hatimu yang keji. Warnanya hitam pekat, menjijikkan!

Dan menangislah. Entah kau manusia atau sekedar makhluk bernyawa lainnya. Baik kau bawa sangkar dirimu dalam bingkai putih atau membalut luka mu dengan luka lainnya.

Kau memang benar manusianya. Bawa sangkarmu tanpa kau hitung udara yang mengikutimu. Kau memang benar makhluk bernyawa. Menyadari sakitmu dalam definisi raunganmu. Tapi Allah jadikan ruh di balik manusiamu. Tapi Allah kirimkan raudah dunia dalam fana nyawa dimensimu.

Aku mulai berani berkata "aku". Sebuah titian dalam rujukan khas diriku. Sebuah langkah-langkah biru yang melukis pelangi unitas hati. Dan ia, "aku" jadi seseorang yang lain yang tak merangkum kata-kataku.

Dan kukatakan "iya" dalam setengah kosong setengah melayang.
Tahukah bahwa udara begitu istimewanya? Dan luka jadi pembeda.

Akhirnya, aku akan kembali, tanpa ku berharap kau mengerti, tanpa ku berharap kau ikut bayang persepsiku. Karena aku ingin mengerti. Bahwa udara begitu istimewanya dan luka ada dalam merahnya.

Hingga udara mengawan mengingatkanku akan masa itu. Saba' 24-29. Lingkaran. Bangunan kubah hijau. Ku katakan demi Allah dan 'Arsy yang tinggi, in ana uhibbukum illa lillah, yaa ikhwah fil jihad assabilillah!


Kau
Satu cinta
yang selamanya aku cari
Tiada waktuku tinggalkan
demi cintaku kepada-Mu
Walau seribu rintangan
kan menghadang dalam diri
ku teguhkan hati ini
hanya pada-Mu
-edcoustic

No comments:

Post a Comment