Friday, July 15, 2011

Frozen

Prosa kata berterbangan seketika. Katanya abstraksi jadi kokoh putih yang basi. Sekedar jadi asap tempat bilik api bersembunyi. Lalu yang ada hanya kerlingan matanya yang bersih, bening seadanya awan putih.
Sebarisan menjemput terik yang terpatri. Katanya konkritisasi cuma biasan ruang antara eksekusi dan polititasi. Sekedar jadi nyala nila di selusupan kulit gurita. Menggali kuburan sendiri, ailona kampus namanya!
Aih! Aku jijik luarbiasa. Bergidik ngeri di tepian lapangan birokrasi yang keji. Lautan hijau terpampang di jendela warna surga, mengajak pergi sebelum kembali. Sayangnya antrean tiket masuk bukan sekedar satu atau dua milyar rupiah, tapi 400 juta!
Gila, mulai tak bisa membedakan angka dua satu.

No comments:

Post a Comment