Saturday, September 10, 2011
...the beginning - burn all poison
Mekkah, sebuah dimensi yang sempurna. Bagi rukuk dan sujudnya makhluk-makhluk fana.
Dan aku terpana. Ketika Mekkah jadi bayang-bayang ingin yang merajalela. Disana dan disini. Kutemui ia.
Ini setting yang begitu basi untuk ditarik hidangkan diatas meja kronik kisahku. Toh aku belum pernah juga kesana.
Ah, aku, sekedar ingin berkata-kata saja. Kata-kata yang dimengerti oleh setiap hati. Sederhana saja.
Merana, mulai tercerabut iman dari akarannya, sebuah nuansa yang perlahan tertawa ria di pinggiran warnawarna
Aku yang merana
Rasanya gersang dan hanya bisa bicara yang menyakitkan saja
Tanpa kualitas
Babak baru perenunganku, ditinggal mati sosok konkret sahabatku
Aku marah,
Tercerabut iman dari akarannya
Jadi golongan orang paling lemah dan tak berdaya
CUma bisa hihihaha saja
Jadi pendusta yang setia, pada apa saja
Tentang apa saja
Dengan pemerintahan janna, dengan segalanya
Dilaknati binatang pagi, siang dan malam
Dan orkes sirkus mereka
Ya, hinanya
Aku, kan
Labels:
free writing,
grain
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment