Aku ingin belajar banyak dari yang sedikit. Sebab kadang quantity bisa banyak mengelabui. Dan perspektif mimpi bisa jadi sarang kontrol tanpa kendali.
Iya, kadang quantity bisa sedikit menggurui. Dan sihir cecuit abstraksi bisa amat menyakiti.
Akupun ingin pergi. Sendiri saja. Tanpa kata-katamu. Tanpa kosong yang terbang jauh.
Sebab aku tak ingin ditinggalkan. Aku ingin belajar banyak dari yang sedikit.
Rupa-rupa bunga mawar yang hijau.
Serentak mengembun dalam kaca-kaca jendela, kacamataku. Lalu di ajarinya aku, kelopak tak hanya selembar atau dua lembar tapi puluhan. Ratusan. Ribuan. Melingkar mengembangkan. Ranum hijau.
Rupa-rupa hijau mawar warna.
Searah merutuki kecewa kupu-kupu madu, kupu sayapku. Lalu dicandainya aku, pusaran lingkaran menjalin ikatan atas semua lembar kelopak. Yang besar. Amat besar. Paling besar. Bertumpuk jadi simfoni. Ranum hijau.
Bahwa sesekali ingin aku dengarkan kata-katamu tanpa bertanya terlebih dahulu. Atau mempelajari gramatikal kuasamu atasku. Atau menekuri premis penghubung antara aku dan dirimu.
Aku dan ranum hijauku.
No comments:
Post a Comment