Terkadang hujan punya wangi. Bukan wangi angin atau wangi tanah. Sesekali ia punya citranya sendiri. Wangi hujan.
Ini sejak semburat
jingga di penghujung biru langit pagi terpaksa membuatku kembali
melantunkan nada-nada melankolis, sebuah soundtrack
yang tiba-tiba muncul. Memaknai bahwa peristiwa dan deret-deret pemaknaannya
terlalu tinggi untuk disentuh sebuah kehinaan semacam diriku. Memaknai bahwa
terkadang hatiku seperti kaca yang tak dapat memantulkan cahaya, sekedar mampu
untuk pecah. Terkadang hatiku semacam hujan yang tak dapat menyuburkan, sekedar
basah. Ya, terkadang hatiku seperti jingga di pengujung biru langit pagi, salah
tempo, lukisan pinggiran.
Kaca
yang hanya mampu pecah atau hujan yang sekedar basah. Bukan kaca jika tidak
memantulkan cahaya, bukan hujan jika tidak menyuburkan tanah. Bukan salah
jingga jika ia jadi lukisan pinggiran, bukan tentang salah tempo. Sekedar salah
redefinisi, salah memaknai, katanya, itu wajar karena perspektif manusiawi
kita begitu terbatas. Ah, ia begitu bijaksana.
Namanya air dan transliterasinya turun ke bumi. Mengantarkan atau diantarkan, hujan tak pernah tahu redefinsi dirinya, bukan? Sebab ia telah melalui sebuah konveksi panjang kesejarahan hidupnya. Menjadi dirinya, lalu menjadi bukan dirinya. Dari air menuju air yang jatuh dari langit.
Berperan, mengantarkan atau diantarkan. Bukan lagi sebuah dilematisasi perasaan tapi konveksi alam, keberlangsungannya, perwujudannya.
Entah, jadi dirinya atau tidak. Hujan tetap selalu punya wangi, wangi hujan. Wangi kegelisahan.
Sebab pada tariannya ia kembali pulang menuju yang bukan rumahnya. Sebab pada basahnya ia mencari makna menemui yang bukan kenalannya. Setulusnya keikhlasan yang melumer membuat kaku rasa-rasa. Hujan telah lama lupa dimana rumah dan siapa saudaranya.
Seperti dakwah siyasi, diseret-seret tribulasi faktual. Sementara mereka bilang ini dan itu sudah beres. Seperti nalar siyasi kontemporer, jokingnya. Sementara mereka bilang, "nanti kami syuro-kan dulu."
Sialan.
tulisannya galau banget dek >_<
ReplyDeletefufufuu begitulah mbak :D
Delete