Sunday, December 9, 2012

Mereka diam

Waktu itu aku pernah bertemu denganmu dalam mimpi. Kadang sekedar tersenyum kadang tertawa. Entahlah bagiku kau begitu menyenangkan. Representasi sebuah keluhuran akhlak.
Aku cuma sekedar iri, melihat bahwa setiap orang punya kelebihan.

Intinya kamu begitu menyenangkan. Tanpa dusta, bicara seadanya saja, tapi baik untuk di dengar, menutrisi.
Intinya kamu begitu nyaman. Tanpa menyembunyikan, melucu sesuai fitrah saja, sederhana.

Ada juga beberapa orang di sekeliling kita. Mereka duduk di kursi yang dekat. Ikut alur kisah, ikut juga serius mendengarkan kemanjaanku. Ah, tapi kenapa mereka diam? Ah, tapi kenapa mereka diam saja?!

Waktu-waktu berderit, bahwa selain kau, ada aku, ada mereka juga ! Ah, tapi kenapa mereka diam?

2 comments:

  1. lantas kenapa harus bicara
    jika hanya bisa meracau tanpa makna

    lantas kenapa harus bicara
    jika semu tanpa setia yang sebenarnya

    lantas kenapa harus bicara
    jika goresnya menambah luka

    saat diam menjelma tenteram
    tak perlu banyak daya untuk sebuah kata
    dan telinga kan menjadi pemanis berharga

    tak perlu bicara
    jika kau tak bisa diam
    karena di dekat mulut yang terbuka
    kan ada sepasang telinga yang siap menerkam

    hahaha :) jempol buat ukhti mira

    ReplyDelete
    Replies
    1. wew, tulisan antum lebih keren dan bernutrisi kok

      Delete