Begitu banyak warna disini. Terlalu banyak perbedaan. Terlalu banyak keterbatasan.
Begitu banyak pencahayaan. Terlalu banyak langkah. Terlalu banyak tujuan.
Begitu banyak bentuk noda. Terlalu banyak dosa. Terlalu banyak tinta hitam.
Maka manusia Cuma bisa terperangah menatapinya
Lalu manusia Cuma bisa menjajaki kebiru-an perenungannya
Hingga manusia Cuma sekedar pergi karena bosan dengan kata cinta
Ketika pewarnaan hanya sebuah goresan krayon interpretasi dungu miliknya
Kemudian jadilah ia pelukis konyol yang tidur menganga memeluk karton lukisnya
Lupa pada pallet dan cairan pelangi membanjiri gonggongan busuk samudera khayalnya
Maka manusia Cuma bisa tertawa dalam gerogot borok kakinya
Lalu manusia Cuma bisa meringis mengais sisa airmata cinta
Hingga manusia Cuma sekedar luka; katanya karena Tuhannya
Dan redupan lilin telah lelah menyala
Ia begitu kecil, hancur luluh menenggelamkan dirinya sendiri
Ia begitu kecil, ditiup, whooos! Mati bunuh diri
Maka manusia Cuma bisa merengut manja
Lalu manusia Cuma bisa merajuk merasa sendiri
Hingga manusia Cuma sekedar gila; katanya karena Tuhannya
Seandainya suci tak pernah ada
Agar dunia tak kenal penodaan kesucian
Agar keberadaan tak perlu repot menunggu ketiadaan
Maka dengan pintarnya, dia semua memang bodoh
Lalu deru-nya berembus dingin, pahit, ada debu menyala di kejernihan
Hingga yang jernih selalu tampil dengan noktah
Kuatkanlah, agar hilang kekuatan kalian!
No comments:
Post a Comment